This is Me
Nama:
Levi Hidayati
NPM:
36414045
Kelas:
1ID06
|
This is me
By:
Levi Hidayati
Manusia
ialah ciptaan Allah yang memiliki kisah hidupnya masing-masing. Hewan,
tumbuhan, dan makhluk lainnya pun memiliki kisah hidupnya masing-masing.
Kehidupan ini akan terus berputar berjalan seiring waktu, mengikuti musim yang
silih berganti, seperti air yang terus mengalir, seperti roda yang selalu
berputar tanpa tau kapan ia akan berhenti. Seperti halnya manusia, ia akan tumbuh
dan berkembang dari saat ia diciptakan sampai tiba saatnya ia harus kembali
kepada Sang Pencipta. Saat ia terlahir di dunia, ia tumbuh dan akan terus
berkembang hingga ia dewasa menjadi insan seutuhnya. Kemudian ia akan mencari
pasangan hidup dan akan menghasilkan keturunan. Dan berharap di hari tua dapat
bahagia bersama anak cucunya. Seperti roda yang berputar, manusia yang awalnya
muda dan kuat, namun pada akhirnya akan menjadi tua dan lemah dan akhirnya ia
akan kembali ke Sang Penciptanya. Namun, yang akan aku bahas bukanlah kisah
orang sampai ia mati. Yang akan aku ceritakan yaitu kisah aku, dari aku kecil
sampai sekarang menjadi mahasiswa atau sampai aku berumur 18 tahun.
Aku..
ya aku. Aku adalah seorang anak yang Allah titipkan kepada dua insan yang
insyaAllah telah Allah takdirkan untuk hidup bersama. Dua insan yang Allah
percayai untuk merawat dan mendidik aku. Kedua insan itu ialah ayah dan ibuku,
bapak Kholib dan ibu Elvi Fajri. Aku lahir pada
hari Rabu, 30 Oktober 1996 pukul 18.00 WIB di rumah persalinan Bidan Mahyar di
Pringsewu dengan berat badan 3,3 kilogram dan panjang badan 52 cm. Aku diberi
nama Levi Hidayati oleh Datukku. Aku tinggal di kediaman orangtuaku yaitu di
Jl. Kesehatan No. 35 Margakaya Pringsewu Lampung. Biar gak bingung, aku jelasin
ya.. Aku memanggil kedua orangtuaku dengan sebutan buya dan umi, buya
dalam bahasa lampung berarti ayah dan umi itu diambil dari bahasa arab yang
artinya ibu. Aku memanggil kakek (endek) dan nenek (ennet) dari kedua orangtua
ayahku, dan kakek (datuk) dan nenek (nyaik) dari
kedua orangtua ibuku. Itu merupakan panggilan dalam masyarakat lampung. Namun
tidak semua masyarakat lampung menggunakan istilah itu, ada istilah lain
seperti tuyuk dan atu. Tuyuk dan atu itu bisa dipakai untuk sebutan kakek dan
nenek. Jadi tuyuk dan atu itu tidak bisa didefisinikan untuk laki-laki atau
perempuan.
Kembali lagi ke ceritaku. Aku adalah anak kedua (putri kedua)
dari tiga bersaudara. Putri pertama ayah dan ibuku ialah kakakku, Lensiana
Aisy, dipanggil Lensi. Aku memanggilnya iyay. Iyay adalah sebutan kakak dalam
masyarakat lampung. Saat ini, iyay lensi berkuliah di Universitas Yarsi,
semester tiga, dan mengambil jurusan hukum. Kakakku ini orangnya cantik, baik,
murah senyum, ya walaupun agak cerewet dan kadang suka marahin aku, tapi aku
tetep sayang sama dia. You’re the best
sista J. Saudara terakhirku ialah adik laki-lakiku sekaligus anak laki-laki
pertama ayah dan ibuku, namanya Ibnu Zaki Abdillah, dipanggil Faqih (nama
panggilan dalam keluarga). Faqih saat ini bersekolah di SDN 1 Pringsewu Selatan
di Kota Pringsewu dan sedang duduk di kelas 6. Adekku ini anaknya walaupun
kadang nyebelin suka gangguin aku sama kakak aku, tapi sebenernya adekku ini
anakknya baik, perhatian kalau kakak-kakaknya atau buya atau umi lagi sakit.
Faqih anaknya juga pinter, gak pelit, kata temen-temenku sih dia ganteng. Haha
kalau adekku denger pasti dia langsung gr dan carper gitu, haha.
Sekarang buyaku. Menurutku, buyaku adalah seorang ayah
sekaligus wiraswasta yang baik, smart, ramah, serta berjiwa sosial. Buya sangat
bertanggung jawab dan menurutku insyaAllah ia mampu memimpin keluarga dengan baik. Buya sangat
perhatian dan sayang pada umi. Buya juga sangat menyayangi kedua orangtuanya.
Ketika kedua orangtua buya masih hidup, yaitu kakek dan nenekku, buya merawat
kakek dan nenekku dengan penuh kesabaran. Buya mengajari dan menuntun sholat
kakek dan nenek yang terbaring di atas kasur. Umi juga sering membantu ketika
buya tengah keluar seperti mengantar pesanan konsumen atau belanja
barang-barang dagangan. Paman dan bibiku juga membantu mengurus kakek dan
nenekku ketika mereka berkunjung kerumahku. Bibi yang bekerja dirumahku juga
sering membantu seperti memberi sarapan. Aku juga sering menyuapi kakek dan
nenek makan, mengelap wajah kakek dan nenek dengan tisu basah dan aku selalu
teringat ketika mencium wangi tisu basah, selalu terbayang wajah kakek dan
nenekku. Nenek meninggal dunia baru beberapa bulan yang lalu tepatnya bulan
Agustus 2014, saat aku telah berada di Depok untuk berkuliah. Saat itu rasanya
ingin pulang ke rumah, namun keadaan tidak seperti yang diharapkan. Ya itu lah
dunia, kita harus sabar dan ikhlas ketika orang yang kita sayang satu per satu
meninggalkan kita. Hanya doalah yang dapat kita berikan kepada mereka.
Setelah buya, giliran umi. Menurutku umi adalah seorang ibu
rumah tangga yang baik hati, strong, sabar, dan murah senyum, aku menyebutnya
“great mommy” walaupun umi tidak mengetahuinya. Walaupun sedikit berlebihan
tapi itulah umi bagiku. Yaa.. walaupun terkadang aku mengecewakannya. umi
orangnya sangat penyabar, kuat, dan gak pernah nampakkin perasaannya kalau lagi
sedih. Umi juga kalau misalkan ingin membeli sesuatu seperti pakaian, pasti umi
mikir-mikir dulu seperti sayang kalau mengeluarkan uang hanya untuk dirinya.
Tetapi bukan berarti umi gak pernah membeli pakaian, ya sesekali umi membeli
namun tidak sering. Menurut umi lebih baik uang itu digunakan untuk kebutuhan
anak-anaknya. Oya.. umi juga seorang manajer yang pintar, ia pintar dalam
mengatur keuangan yang mana kebutuhan yang lebih diprioritaskan, dan yang mana
kebutuhan yang bisa ditunda. Umi selalu mengingatkan aku jika kita memiliki
uang, simpanlah sebagian dari uang tersebut, karena mungkin suatu hari nanti
uang yang kamu simpan dapat digunakan untuk kebutuhan yang mendesak. Intinya
aku harus sering menabung dan jangan boros dalam menggunakan uang dan jangan
membeli sesuatu yang tidak penting. Umi juga pandai memasak. Masakan umi itu
gak ada duanya deh, yaa waalaupun terkadang umi sibuk membantu buya menunggu
toko. Aku sering teringat masakan rumah (masakan umi) kalau lagi makan di
kantin sekolah ataupun makan diluar rumah bersama teman-teman. Umiku emang the best.
Kembali pada kenangan masa lalu, yaitu masa kecilku dari masa
dimana aku dilahirkan dengan penuh perjuangan umi dengan sekuat tenaga dan
nyawa sebagai taruhannya dan doa dari buya, keluarga, dan saudara-saudaraku,
serta tak pertolongan dan kasih sayang Allah. Sejak kecil aku sangat dekat
dengan kakekku, kakekku bernama H.Nursiwan (ayah dari ayahku). Kakekku
meninggal beberapa tahun yang lalu yaitu pada tanggal 2 oktober 2011 tepat
pukul 11.00 WIB. Kakekku sangat menyayangiku. Saat kecil, kakek
memberikanku nama panggilan yaitu Laila. Laila dalam bahasa arab memiliki arti
malam. Namun, karena iyayku masih kecil panggilanku berubah menjadi lala. Kata
umi itu kerena iyay belum fasih dalam berbicara sehingga laila diucapkan
menjadi lala. Dan itu menjadi nama panggilan dalam keluarga untukku sampai
sekarang. Pada saat aku berumur kurang lebih 5 tahun, kakek membelikanku
sepedah yang memiliki roda bantu di kanan dan kirinya. Itu karena mungkin
kakekku melihat aku dan iyayku sering berebut sepedah. Sepedah yang kami
perebutkan itu memang milik kakakku. Tetapi mungkin karena aku ingin
mengendarai sepedah itu makanya aku merebutnya dari kakakku. Walaupun sepedah
itu ukurannya cukup besar untuk kunaiki namun aku tetap saja ingin
mengendarainya. Sejak kecil aku sudah bisa mengendarai sepedah, buyaku yang
mengajarinya. Awalnya aku diajarkan mengendarai sepedah dengan roda bantu, lalu
oleh buya roda bantu itu dilepas. Aku belajar sepedah ke lapangan dekat
rumahku. Buya memegang belakang sepedahku dan aku menggoes pedal sepeda.
Awalnya aku belum bisa menyeimbangkan sepeda agar tetap berjalan tanpa
terjatuh, setelah lama aku belajar akupun jadi bisa mengendarai tanpa dipegangi
oleh buyaku lagi.
Aku dan kakakku sangat dekat, ya itu karena aku mengikutinya
terus. Sampai saat kakakku sudah mulai bersekolah (tk), aku juga ingin bersekolah
juga. Tetapi lucunya saat setelah aku diantar masuk ke kelas, aku selalu ingin
ditemani sama umi. Dan kata umi, setelah aku di antar ke sekolah aku selalu
ingin pulang. Aku ingat, aku ingin pulang itu karena kakakku tidak mau bermain
denganku karena dia sudah memiliki teman-teman di kelasnya (mungkin karena aku
masih kecil kali ya makanya iyay gak mau ngajak aku main). Karena aku dan
kakakku jarak umur kami tidak terlalu jauh dan kami seperti anak kembar, jadi
umi selalu membelikan pakaian yang sama ntah itu motif atau gambar di baju itu
yang sama, ntah warna bajunya yang sama. Ya kata umi kami berdua memang seperti
anak kembar. Saat itu aku masih anak yang terkecil karena aku belum memiliki
adik. Saat kecil aku sangat dimanja oleh umi sama buya, kakek dan nenekku juga.
Saat kecil aku senang sekali bermain boneka barbie, rumah-rumahan,
masak-masakan, dan lain sebagainya. Waktu aku kecil dirumahku ada dua orang
bibi yang satu membantu ibuku mengurus aku dan kakakku, dan yang satu lagi
membantu ibu memasak, mencuci pakaian dan peralatan-peralatan rumah tangga.
Mereka sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Aku memanggil mereka mbak nar
dan mbak asih.
Pada tahun 2002 umi dan buya pergi melaksanakan ibadah haji
baitullah (rumah Allah) di negeri Arab. Banyak saudaraku yang menginap
dirumahku. Umi pernah bilang padaku saat aku ditelpon, aku nangis (kayak ngadu
gitu haha...).Umi nanya “kenapa sayang”. Aku menjawab “mau semangka, tapi gak
dibeliin” (sambil tersedu-sedu, haha inget masa itu lucu kali yaa). Umi malah
tersenyum (mungkin karna aku lucu dan sangat polosnya kali yaa J haha), lalu umi
bilang “kan udah dikasih uang, yaudah nanti umi bilang ke datuk biar dibeliin”.
Aku dan kakakku termasuk orang jail banget, isengnya minta ampun haha... aku
dan kakakku pernah nelpon umi dan buya yang lagi di Arab sana terus pas udah di
angkat telponnya kami matiin telponnya. Itu kami lakukan berulang-ulang sampai
kami di marah oleh kakekku karna naik
turun buffet (ya jadi letak telpon itu di atas buffet sementara aku dan kakakku
masih kecil). Saat itu aku dan kakakku tidur bersama sepupu-sepupu kami, karena
kebetulan mati lampu kami semua tidur menggunakan lampu sentir. Lucunya.. saat
kami semua terbangun, hidung kami sudah hitam akibat asap dari lampu sentir
itu. Kami semuapun tertawa terbahak-bahak sambil bercermin di kaca. Sampai saat
orangtuaku pulang kerumah alhamdulillah sehat dan selamat, aku dan keluarga
serta tetangga pun berkumpul di rumah
untuk menyambut umi dan buya.
Aku tinggal dirumah bersama umi, buya, kakek dn nenek
(orangtua dari buya), kakak, dan 2 bibi yang membantu umi. Aku tidur bersama
kakak dan nenekku, sedangkan kakekku tidur sendiri. Lagi lagi aku dan kakakku
memiliki ide untuk menjaili kakekku. Saat nenekku telah tertidur, kami
diam-diam turun dari kasur dan menuju kamar kakek. Kami mengganggu kakek yang
sedang tidur, lalu kami menggelitikinya. Ketika kakek terbangun, kami bersembunyi
dibawah kolong tempat tidur sambil menahan tawa kami. Kakek tidur lagi dan kami
menggelitikinya lagi. Sebenarnya saat itu kakek sudah tau kalau ia di kerjai
oleh cucunya tapi berpura-pura tidak tau. Setelah lama kami mengganggu, dan
kakek sudah mulai kesal dan kami juga sudah mulai mengantuk, akhirnya kakek
menyuruh kami untuk tidur. Lalu kamipun tidur bersama kakek.
Walaupun kakekku orangnya sangat tegas namun ia juga sangat penyayang. Kakek sangat sayang padaku. Aku pernah
dibelikan selimut karena aku berebut selimut dengan kakakku. Setiap pagi kakek selalu mengelus-elus kepalaku sambil
mengatakan “sayang benogh jama umpuku sai hiji” artinya “sayang banget aku sama
cucuku ini”. Aku hanya tersenyum di pangkuan kakekku. Nenekku pernah bilang
“kakek dulunya itu laki-laki yang tampan, baik, kuat, pemberani, tegas”, “dulu
tampan? Kalau sekarang?” kataku. Nenek menjawab sambil tersenyum malu “ya masih
tampan lah”. Kami pun tersenyum. Lalu kami pun bercerita-cerita sampai tertidur.
Oiya.. kakek juga pernah bilang hal yang sama, mungkin itu suatu kebetulan atau
mungkin mereka memang benar-benar sehati, jadi secara gak langsung mereka
memuji satu sama lain (ohh sosweetnyaa..). Nenekku itu dulunya termasuk kembang
desa loh, memang nenekku itu cantik dan suka menolong, baik, ramah. Kakekku
juga termasuk pria idaman wanita loh (itu kata nenekku hahaa). Datuk dan
nyaikku (orangtua dari ibu) juga sangat menyayangiku, walaupun kami tidak tinggal
serumah.
Aku TK belum sampai satu tahun, sudah tidak mau masuk sekolah
lagi. Itu saja aku jarang berangkat, seperti mengikuti moodnya gimana (hahaha...).
Mungkin pada saat itu umurku yang belum memasuki usia sekolah dan juga
bersekolah karena mengikuti kakakku. Akhirnya tahun berikutnya aku dipindahkan
oleh umi dari TK. Aisyah di daerah Ambarawa ke TK. Bina Lestari di Waluyojati
(desa sebelah tempat aku tinggal). Awalnya ingin langsung ke TK kelas b namun
pihak sekolah tidak menerima pindahan ya apalagi aku belum memiliki rapor TK
kelas a. Jadi aku mengulang lagi dari TK kelas a. Namun itu tidak masalah
bagiku, toh disana juga aku memiliki banyak teman dan guru yang selalu mensupport dan membimbingku dan
alhamdulillah aku lulus pada tahun 2003 dengan peringkat terbaik di TK itu. Lalu
aku melanjutkan sekolah di SDN1 Waluyojati. Di sd aku termasuk siswa yang
berprestasi, aku selalu mendapat peringkat satu dari kelas satu sampai aku
kelas enam. Tak sedikit guru yang senang dan bangga kepadaku. Di sd aku
memiliki banyak teman, ada yang sudah kenal dari tk, ada yang baru kenal, dan
ada juga yang sudah kenal karena satu desa. Aku memiliki teman ya bisa dibilang
seperti teman se-geng (itu kata orang), yaitu pentia, ayu, dan nora.
Pengalaman semasa sd yang mungkin tidak bisa aku lupakan
adalah ketika aku sakit campak saat hari terakhir ujian nasional sekaligus awal
hari dimana aku akan melaksanakan ujian sekolah. Sebenarnya aku ingin mengikuti
ujian itu tanpa susulan, namun kondisiku yang tidak memungkinkan. Ya apa boleh
buat. Saat itu (setelah aku selesai mengikuti ujian nasional hari terakhir, aku
langsung pulang) tiba-tiba aku aku
murung (ya karena kurang sehat) jadi aku hanya diam saja. Haripun semakin sore
dan mulai keluar bintik merah karena campak. Lalu aku dibawa ayah ke salah satu
rumah sakit di Pringsewu dan hasilnya positif aku terkena campak. Aku ingat
sekali waktu itu keadaanku yang sangat lemas di gendongan ayahku. Aku tidak tau
seberapa beratnya aku, namun ayahku dengan sabar menggendong dan mengantarku ke
rumah sakit lalu harus menunggu antrian untuk dipriksa oleh dokter dan menunggu
antrian obat di apotek. Setelah kurang lebih 3 jam di rumah sakit dan apotek,
saya dan ayah tidak langsung pulang kerumah. Kami mampir ke rumah wali kelas
saya untuk meminta izin tidak bisa mengikuti ujian sekolah. Sebenarnya guruku
tidak mau ada anak muridnya yang meyusul ujian, namun karena guruku telah
melihat bagaimana kondisiku itu jadi apa boleh buat. Akhirnya guruku
mengizinkanku dan semoga aku cepet sembuh. Setelah itu aku dan ayah pulang
kerumah. Aku minum obat dari dokter dan juga ada obat tradisionalnya, yaitu
gula merah dicampur asam. Obat itu lumayan mujarab. Malam berikutnya aku
belajar untuk besok ujian sekolah hari kedua. Aku ingat, aku belajar hanya
mendengarkan umiku yang membacakan catatan-catatan di buku pelajaranku.
Esoknya, aku mengikuti ujian sekolah walaupun kondisiku belum
pulih seutuhnya. Saat mengerjakan soal, aku seperti bermimpi, hampir semua yang
dibacakan umiku dari buku catatanku keluar dalam soal ujian. Tidak tau
bagaimana aku mengerjakannya pada saat itu. Yang ada dilam pikiranku ialah
pertolongan Allah dan mungkin berkat kasih sayang dan keikhlasan serta
kesabaran umiku, sehingga dalam mengerjakan soal dimudahkan. Setelah lulus sd,
aku melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMPN1 Pringsewu. Mulai dari
sanalah aku memiliki sahabat dekat, yaitu Tika dan Anis. Tika, orang yang baik,
cantik, ramah, cuman cerewet-cerewet dikit lah (hehe). Anis, orangnya agak
kalem, baik, tapi suka sibuk sendiri sama pacarnya (piece..). Kemana-mana kami selalu bersama. Rumah kami tak begitu
jauh dan juga tak juga begitu dekat. Biasanya, seusai pelajaran berakhir, kami
bermain bersama. Kini kami tak sedekat dulu karena berpisah sekolah. Saya
bersekolah di SMAN 2 Pringsewu, Anis bersekolah di SMAN 1 Gading dan Tika bersekolah di SMAN 1 Pringsewu. Namun itu semua tak menjadi penghalang bagi
kami untuk selalu bersama. Canda, tawa, suka, dan duka kami lalui bersama. Di
waktu senggang kami selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Kami
juga memilih bimbingan belajar yang sama sehingga kami lebih sering bertemu dan
bercanda tawa. Lanjut
ke ceritaku di masa SMP.
Di smp banyak cerita yang menarik, mulai dari awal yang hanya
berbicara sekedar alias baru mau kenal, rasa seneng, rasa sedih, rasa galau,
sampe rasa tegang saat ujian akhir di depan mata. Kelas awal aku masuk ialah
kelas VII.4 dimana aku dan teman-teman baruku memulai cerita masa SMP. Di kelas
aku menjabat sebagai Bendahara. Sebutan untuk kelasku ini ialah KETUPAT (kelas
tujuh empat). Ketua kelasku, Rurit Arliza, membuat sebuah nama kelas yang
dimana nama itu tidak akan berubah yaitu Claber_One
kepanjangan dari Class Number One, maksudnya
kelas yang selalu pertama. Kelasku ini terkenal mulai dari kekompakkannya,
orangnya seru-seru, kalau lagi belajar pasti gak ngebosenin kata guru-gurunya
(ya bisa dibilang hampir semua guru gak bosen kalau ngajar dikelasku), anaknya
cantik-cantik dan ganteng-ganteng (cailehh..haha), dan ada ada aja, ada yang
suka makan, ada yang suka, olahraga, ada yang suka bernyanyi, ada yang suka
galau, ada yang suka tidur, dari yang pendiem sampe yang cerewet sekalipun ada
dikelasku. Walaupun banyak perbedaan
tetapi kami bisa tetap kompak. Rasa kekeluargaan kamipun lebih terasa ketika
kami sering mengadakan acara makan bersama, nongkrong bersama, bernyanyi
dikelas bersama, sampe curhat-curhatan satu kelas itu juga pernah kami alami.
Dari yang awalnya hanya berteman sampai ada yang bisa disebut CINLOK alias
cinta lokasi juga ada.
Saat kelas VIII, saya dan teman-teman kelas pernah menjenguk
wali kelas kami yang sedang sakit yang kediamannya berada di daerah Kemiling,
Bandar Lampung. Seperti biasa, jika kami jalan-jalan atau pergi ketempat yang
jauh, kami menggunakan mobil angkot kadang bis mini. Kami berangkat setelah
proses belajar mengajar di sekolah selesai. Lama perjalanan menuju Kemiling
kurang lebih satu jam. Saat di perjalanan kami bernyanyi bersama sehingga tidak
terasa sudah hampir sampai. Disana kami juga berfoto dengan wali kelas kami, bu
Restu. Kondisi bu Restu sudah cukup membaik. Setelah hari mulai sore kami
berpamitan pulang. Kelasku ini pernah mendapat predikat sebagai kelas terkompak
loh (hebatkan...). Moment-moment saat kami jalan-jalan, berlibur, bermain, itu
selalu diabadikan. Secara.. kami itu orangnya narsis narsis, gila foto. Kalau
udah megang hp, ya foto foto mulu. Saking narsisnya sampe-sampe foto aja di
kamar mandi saat kami studytour ke Bandung-Jakarta. Setelah naik kelas IX, aku
mulai mengurangi waktu bermain karena
harus fokus persiapan UN. Orangtuaku mengingatkanku untuk belajar yang rajin
dan jangan lupa banyak berdoa, serta jaga kesehatan agar aku dapat melaksanakan
ujian dengan lancar. Setelah melewati masa masa ujian akhir, dan saat
pengumuman, Alhamdulillah semua murid kelas 9 SMPN1 Pringsewu dinyatakan Lulus
100%. Lalu Aku pulang dan memberitau kedua orangtuaku.
Aku melanjutkan ke SMAN2 Pringsewu melalui jalur prestasi.
Masa masa liburan aku habiskan bersama keluargaku. Biasanya aku membantu kedua
orang tuaku menunggu toko. Ya bisa dibilang sambil belajar berbisnis. Aku hanya
duduk sebagai kasir. Buyaku terkadang melayani pembeli terkadang juga mengantar
pesanan. Berbicara liburan, bosen ya kalau di rumah aja dan gak jalan-jalan
untuk refreshing? Jadi, aku, kakak,
dan adikku meminta umi dan buya untuk berlibur. Akhirnya kamipun berlibur ke
Jakarta dan Bogor.
Di Jakarta kami mengunjungi MONAS (Monumen Nasional), Taman
Mini, Lubang Buaya, Ancol,dan lain lain hampir kami kunjungi, lalu hari
berikutnya kami ke Bogor ke Taman Safari. Di taman safari, keindahan alam dan
segarmya udara disana membuat hati dan pikiran tenang dan damai. Bener bener refreshing yang cocok apalagi aku baru
selesai ujian. Disana juga sangat cocok sebagai tempat wisata keluarga saat
liburan. Aku, kakak, dan adikku yang tidak henti hentinya ingin bermain dan
berfoto foto. Masuk rumah hantu, melihat kebun binatang, menonton pertunjukkan
anjing laut. Setelah seharian di Taman Safari, hari pun sudah sore dan karena
takut macet, kami semua beranjak pergi. Namun kami tetap terkena macet dari jam
5 sore sampai jam 8 malam. Awalnya kami tidak akan menginap di Bogor tepatnya
di daerah Cipanas namun cuaca yang tidak memungkinkan, jadi kami menginap di
salah satu vila di disana. Lalu keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan
menuju Jakarta (Ancol). Setelah sampai aku dan kakakku masuk ke Dufan,
sedangkan buya, umi, adikku, dan tante serta pamanku ke pantai Ancol. Selama
kurang lebih satu minggu kami berlibur, lalu kami pulang ke Lampung.
Liburan sekolah telah berakhir dan hari pertama masuk sekolah
sebagai siswa SMA, masa orientasi yang memperkenalkanku pada Sekolah, Guru,
Kakak Kelas, dan Teman-teman baru. Di
SMA aku dan teman sekelas pernah berjualan makanan yang telah kami dapatkan
ilmunya dari guru lalu kami praaktekkan dan kami jual dengan berkeliling dari
kelas ke kelas bahkan ke guru guru. Adapun makanan yang kami buat dan kami jual
ialah seperti puding, nugget jamur, jamur crispy, dan lain-lain. Di SMA aku
mengikuti program 2 tahun sma. Bisa di bilang seperti kelas aksel atau unggulan
dan kami memberi nama der schueler chi
iota (SCI). SCI ialah Siswa Cerdas Istimewa yang guru berikan pada kelas
kami. Melalui seleksi lalu tahap demi
tahap terpilihlah sebanyak 14 orang, terdiri dari 6 siswi dan 8 siswa. Awalnya
aku merasa takut tidak dapat mengikuti program itu, namun ketakutan itu hilang
ketika kita telah menjalani dan merasakannya. Dan Alhamdulillah kami bisa
melewatinya. Namun tidak ada generasi berikutnya dari program ini dikarenakan
Pemerintah telah sepakat seluruh Indonesia menggunnakan Kurikulum 2013. Ntah
apa harus senang atau sedih yang kami rasakan. Senang, jika kami adalah siswa
siswi pertama yang memegang rekor 2 tahun di SMA 2 atau sedih, karena tidak ada
adik kelas kami yang mengikuti jejak kami. Namun itu tidak menjadi masalah.
Pengalaman
yang pernah diikuti yaitu mengikuti ekstrakurikuler KIR (Kelompok Ilmiah
Remaja), Olimpiade Komputer (Pascal). Aku dan teman-temanku ini walaupun kami
kelas unggulan namun sifat kekanak-kanakan kami masih ada, ketika kami jenuh
atau bosan belajar di kelas kami membujuk guru untuk belajar di luar kelas
(andalan kami yaitu di bawah pohon didekat lapangan basket) karena udara yang
sejuk dan angin yang sepoi sepoi serta tenang, hening itu membuat kami semangat
belajar walaupun diselingi canda tawa. Setelah semester akhir, kami mulai sibuk
mendaftar ke Universitas yang diminati. Setelah semua bentuk Ujian-Ujian
berakhir, pihak SMA mengadakan acara pelepasan siswa siswi kelas 12 atau semester
akhir (Acara Perpisah). Acara yang semula terlihat ceria, bahagia, karena telah
Lulus SMA dan berakhir dengan sedih dan tangis karena harus berpisah.
Lulus SMA aku melanjutkan kuliah di Universitas Gunadarma
tepatnya didaerah Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Aku masuk melalui jalur PMDK.
Diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri di jurusan
Teknik Industri. mendapat kelas 1ID06 untuk tingkat pertama.
Cerita, hanyalah cerita, atau benda mati yang tidak berarti.
Ia akan berarti jika kita memberikan kesan yang baik. Ia akan lebih bermakna
jika disertai orang-orang yang disayangi. Ia akan berkembang apabila kita
jalani. Namun cerita tidak akan berarti apabila kita sendiri. Sebagai manusia
kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Hindarilah
keegoisan, keangkuhan, kesombongan, karena hanya akan menjadi bahan tawa. Itulah
ceritaku. SEKIAN...
~ The End ~
Kata Sederhana Namun Bermakna
Dalam kegelapanku,
Dan kesunyianku..
Dalam kesedihanku,
Dan kebahagianku..
Setiap tawa
tangis
sakit
senyum
dan diamku
Mereka selalu ada
Mereka selalu menemani..
Walaupun terkadang jauh namun dekat di hati
Ya, mereka ialah orang tuaku
Aku yang lemah, mereka yang menguatkan
Aku yang bodoh, mereka ajarkan
Aku yang malas, mereka yang semangatkan.
Tak henti-hentinya mereka berjuang
Hingga aku bisa menjadi yang terbaik
Ayah, ibu.. kalian bagaikan sebuah pena
Yang mengisi setiap lembaran hariku
Memenuhi setiap jalan pikiranku lebih bermakna
Kalian berikan apa yang ku mau
Dari hasil jerih payahmu.
Pintamu sederhana, hanya sebuah ucapan,
Ucapan terimakasih dariku.
Tidak lebih tidak kurang.
Namun, harapan besar dibalik semua pasti ada.
Walaupun tersimpan erat-erat.
Ibu..
Saat membuka mata dari tidurku,
Melihat dirimu cantik dan bersinar,
Bagaikan malaikat yang Tuhan kirimkan untukku.
Tuk menemani
perjalanan hidupku.
Dengan kelembutan dan
kasih sayangmu,
Merawat dan menjagaku
hinggaku tumbuh dewasa.
Ayah..
Tanggung jawabmu yang
besar terhadap keluarga
Semangatmu yang kuat
untuk bekerja
Kepandaianmu dalam
membina rumah tangga
Kau lakukan dengan
ikhlas dan penuh bangga.
Terimakasih Tuhan
telah hadirkan mereka disisiku.
Jika tidak, aku tak
akan berada disini...
Saat jauh, rasa
rinduku datang seperti angin yang berhembus.
Sakit.. perih
rasanya., bila jauh dari mereka
Selalu kutitipkan
salam rinduku kepada Tuhan
Tuk sampaikan pada
mereka.
Ingin rasanyanya
memeluk mereka
Dan berkata “aku sayang kalian”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar